Paeonia suffruticosa, juga dikenal sebagai peoni pohon, berasal dari Tiongkok. Kadang-kadang orang menyebut peoni pohon ini sebagai "peoni pohon Tiongkok". Nama yang lazim digunakan di Tiongkok adalah mǔdān (Hanzi: 牡丹). Di Tiongkok, bunga peoni secara umum dikenal sebagai "raja bunga", melambangkan kehormatan, kekayaan, dan aristokrasi, serta cinta, kasih sayang, dan keindahan feminin.
Paeonia suffruticosa selalu memiliki status penting dalam politik dan budaya Tiongkok. Selama Dinasti Qing (1644 -1911), pemerintah menetapkan Paeonia suffruticosa sebagai bunga nasional Tiongkok pada tahun 1903. Namun, seiring dengan perubahan politik dan faktor-faktor lain, gelarnya sebagai bunga nasional kemudian diganti. Pada tahun 1929, pohon prem (plum) diberi gelar bunga nasional oleh pemerintah pada saat itu.
Meskipun kehilangan status sebagai bunga nasional, Paeonia suffruticosa mempertahankan arti pentingnya secara budaya. Peoni pohon telah sering digambarkan dalam karya-karya sastra dan seni Tiongkok yang penting.
Paeonia suffruticosa, beserta bunga plum, seruni, anggrek, dan lotus adalah kandidat potensial sebagai bunga nasional Republik Rakyat Tiongkok.
Foto di atas adalah Peoni Luoyang.
Foto oleh Aberlin di Wikipedia, Ranah Publik
Paeonia suffruticosa selalu memiliki status penting dalam politik dan budaya Tiongkok. Selama Dinasti Qing (1644 -1911), pemerintah menetapkan Paeonia suffruticosa sebagai bunga nasional Tiongkok pada tahun 1903. Namun, seiring dengan perubahan politik dan faktor-faktor lain, gelarnya sebagai bunga nasional kemudian diganti. Pada tahun 1929, pohon prem (plum) diberi gelar bunga nasional oleh pemerintah pada saat itu.
Meskipun kehilangan status sebagai bunga nasional, Paeonia suffruticosa mempertahankan arti pentingnya secara budaya. Peoni pohon telah sering digambarkan dalam karya-karya sastra dan seni Tiongkok yang penting.
Paeonia suffruticosa, beserta bunga plum, seruni, anggrek, dan lotus adalah kandidat potensial sebagai bunga nasional Republik Rakyat Tiongkok.
Foto di atas adalah Peoni Luoyang.
Foto oleh Aberlin di Wikipedia, Ranah Publik